Sabtu, 13 Agustus 2011

10 Cara Membuat Atasan Tidak Menghargai Anda
Tanpa disadari, seringkali perilaku kita membuat atasan dan perusahaan menjadi tidak percaya dan menghargai diri kita dengan positif. Berikut ini adalah 10 sikap kerja yang membuat kita akan kehilangan kepercayaan dan tidak dihargai oleh atasan :
  1. Melakukan tugas-tugas yang tidak sesuai dengan harapan atasan.
    Seringkali seorang karyawan, saat mendapatkan tugas dari atasan, tidak disertai dengan menyamakan persepsi tentang apa yang sebenarnya diminta / dikehendaki atasan. Kultur orang Indonesia seringkali menganggap tabu untuk bertanya ( takut dicap "bodoh" ). Akibatnya, mengerti atau setengah mengerti tentang tugas dari atasan, si karyawan melakukan tugas dengan menggunakan persepsinya sendiri. Saat penugasan selesai, atasan kecewa ( karena tidak sesuai keinginannya ), dan bawahan juga kecewa ( karena merasa tidak dihargai jerih payahnya ). Karyawan merasa usaha kerasnya sia-sia
  2. Tidak belajar dari kesalahan yang lalu.
    Atasan paling sebal terhadap karyawan yang melakukan kesalahan yang sama dan berulang-ulang. Apalagi apabila si karyawan tidak pernah mencatat, memperhatikan dan mengubah cara kerja yang salah tersebut. Alasan klasik yang sering terlontar dari karyawan jenis ini adalah "Sorry Pak...lupa.....!"
  3. Tidak bisa kerja sama dengan sesama rekan kerja ( baik dalam team maupun antar team ).
    Kesuksesan seseorang ditempat kerja, tidak bisa lepas dari dukungan atau bantuan orang-orang sekitar kita. Ketidak mampuan karyawan didalam membangun hubungan dengan sesama rekan kerja, akan mempersulit atasan, Karena berarti tugas-tugasnya tidak berhasil dengan baik .
  4. Minta naik gaji yang tidak disertai dengan prestasi yang excellence.
    Banyak orang yang merasa ia berhak untuk dapat gaji yang lebih tinggi. Padahal, seorang karyawan akan disebut berprestasi, bila ia memiliki dan menunjukan 2 skill yang penting. Yang pertama adalah keterampilan tekhnis, yaitu keterampilan yang sesuai dengan bidang penugasannya, seperti keterampilan akuntansi, keterampilan menjual, keterampilan produksi, dsb. Yang kedua adalah ketrampilan non tekhnis, seperti disiplin, ketaatan, loyalitas, tanggung jawab, kooperatif dengan atasan, sikap mental positif, dsb. Banyak karyawan & eksekutif yang bagus dalam ketrampilan tekhnis, namun "jeblok" dalam ketrampilan non- tekhnis. Jadi sebelum minta kenaikan gaji, coba dicek ulang dua keterampilan tersebut diatas, apakah sudah melampaui rata-rata atau belum.
  5. Hitung-hitungan dalam menjalankan tugas.
    Atasan paling sebal dengan anak buah yang saat diminta bantuan melakukan tugas, namun menolak tugas tersebut dengan 1001 alasan. Atau mukanya berubah seperti "pepaya" & "manyun" saat diminta lakukan tugas yang memang bukan tugas utamanya. Karyawan yang seperti ini sudah pasti akan masuk dalam "blacklist" si atasan.
  6. Karyawan yang sering mencuri waktu kerja.
    Dinding perusahaan memiliki telinga. Sepandai-pandainya Anda bergosip, ada suatu waktu, gosipan Anda akan terdengar oleh orang yang bersangkutan. Gosipan yang paling best seller biasanya adalah gosip tentang kejelekan atau keburukan atasan. Padahal semakin sering kita perbincangkan kejelekan atau kelemahan atasan, semakin semangat kerja kita turun.
  7. Tidak mampu menjawab pertanyaan atasan.
    Hal yang paling tidak disukai kebanyakan atasan adalah saat ditanya berbagai informasi sehubungan dengan tugas, si karyawan menjawab, "Wah catatan saya tertinggal Pak" atau "Wah saya lupa..." atau lagi "Wah saya tanya dulu Pak..". Selain menghambat kecepatan kerja atasan, perilaku seperti ini mencerminkan karyawan tersebut tidak profesional dan tidak siap dalam tugasnya.
  8. Tidak mampu menyelesaikan masalah.
    Tipe karyawan yang tidak mampu menyelesaikan masalah, biasanya tipe karyawan yang sering menyalahkan berbagai kondisi sebagai penyebab ia gagal menyalahkan tugas. Kalimat yang sering terlontar adalah,"Abis sih...karyawannya kurang", atau "Deadlinenya terlalu ketat Pak" atau "Ini bukan kesalahan saya, tetapi bagian lain yang terlambat selesaikan tugasnya", dsb. Setiap perusahaan dan atasan selalu mencari seorang karyawan yang bisa selesaikan tugas tanpa menyalahkan kondisi yang ada. Karyawan yang mampu menyelesaikan berbagai permasalahan adalah karyawan yang memiliki kualitas kerja tinggi.
  9. Kurang percaya diri.
    "Pak tugas ini tidak cocok untuk saya". "Maaf Pak, saya tidak yakin bisa lakukan tugas ini". "Aduuh Pak, seperti si Budi lebih tepat deh jalankan tugas seperti ini". Komentar seperti ini menggambarkan kualitas mentalitas seorang karyawan. Kekurangan rasa percaya diri untuk selesaikan suatu tugas akan memberikan gambaran kualitas yang negatif bagi atasan .



Tidak ada komentar: